Sabtu, 19 Maret 2011

Patung dan Gambar, Syiar Kaum Kuffar

Islam bangkit untuk seluruh umat manusia agar beribadah kepada Allah saja, dan menghindarkannya dari penyembahan kepada selain Allah seperti para wali dan orang sholeh yang dilukiskan dalam patung dan arca-arca. Ajakan seperti ini sudah lama terjadi sejak Allah mengutus Rasul-rasulnya untuk memberikan petunjuk kepada manusia.

Firmannya :

ولقد بعثنا في كل أمة رسولا أن اعبدوا الله واجتنبوا الطاغوت

“Sesunguhnya kami telah mengutus Rasul pada setiap umat (yang berseru) sembahlah Allah dan tinggalkan thaghut itu.” (An Nahl : 36).

Thaghut : ialah segala sesuatu selain Allah yang disembah dengan rela hatinya.

Patung-patung itu telah disebut dalam surah Nuh. Dalil yang paling jelas mengenai patung sebagai gambar orang shalih adalah hadits riwayat Bukhari dari Ibnu Abbas dalam menafsirkan firman Allah :

وَقَالُوا لَا تَذَرُنَّ آلِهَتَكُمْ وَلَا تَذَرُنَّ وَدًّا وَلَا سُوَاعًا وَلَا يَغُوثَ وَيَعُوقَ وَنَسْرًا(23) وقد أضلوا كثيرا

Dan mereka berkata : “Dan jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula meninggalkan “wadd, suwa, yaghuts, ya’uq dan nasr, dan sungguh mereka telah menyesatkan kebanyakan manusia.” (Nh : 23-24).

Kata Ibnu Abbas : “Itu semua adalah nama-nama orang shaleh dari kaum Nabi Nuh u, ketika mereka mati setan membisiki mereka agar membuat patung-patung mereka di tempat-tempat duduk mereka dan memberi nama patung-patung itu dengan nama-nama mereka. Kaum itu melaksanakannya. Pada waktu itu belum disembah, setelah mereka mati dan ilmu sudah dilupakan, barulah patung-patung itu disembah orang.”

Kisah ini memberikan pengertian bahwa sebab penyembahan selain Allah, adalah patung-patung pemimpin suatu kaum. Banyak orang yang beranggapan bahwa patung, gambar-gambar itu halal karena pada saat ini tidak ada lagi yang menyembah patung.

Pendapat itu dapat dibantah sebagai berikut :

1. Penyembahan patung masih ada pada saat ini, yaitu gambar Isa dan bunda Maryam di gereja-gereja sehiggga orang Kristen menundukkan kepala kepada salib. Banyak juga gambar Isa itu dijual dengan harga tinggi untuk diagungkan, digantungkan di rumah-rumah dan sebagainya.

2. Patung para pemimpin negara maju dalam materi tetapi mundur di bidang rohani, bila lewat di depan patung membuka topinya sambil membungkukkan punggungnya seperti George Washington di Amerika, patung Napoleon di prancis, patung Lenin dan Stalin di rusia dan lain-lain.

Ide membuat patung ini menjalar ke negara-negara Arab. Mereka membuat patung di pinggir-pinggir jalan meniru orang kafir dan patung-patung itu masih dipasang di negeri arab maupun di negeri Islam lainnya.

(Di Indonesia, gambar dan patung dianggap bagian dari pelestarian budaya, red).

Alangkah baiknya jika dana untuk membuat patung itu dipergunakan untuk membangun masjid, sekolah, rumah sakit santunan sosial yang lebih bermanfaat.

3. Patung-patung semacam itu lama-kelamaan akan disembah orang seperti yang terjadi di Eropa dan Turki. Mereka sebenarnya telah ketularan warisan kaum Nabi Nuh yang mempelopori pembuatan patung pamimpin-pemimpin mereka yang pada mulanya hanya sekedar kenang-kenangan penghormatan kepada pemimpinnya yang akhirnya berubah mejadi sesembahan.

4. Rasululloh Shalallahu ‘alaihi wassalam sungguh telah memerintahkan Ali bin Abi Tholib dengan sabdanya :

لا تدع تمثالا إلا طمسته ولا قبرا مشرفا إلا سويته. رواه مسلم.

“Jangan kau biarkan patung-patung itu sebelum kau hancurkan dan jangan pula kau tinggalkan kuburan yang menggunduk tinggi sebelum kau ratakan.” (riwayat Muslim).

Bahaya Gambar dan Patung

Islam tidak mengharamkan sesuatu kecuali ada bahaya yang mengancam agama, akhlak dan harta manusia. Orang Islam yang sejati adalah yang tanpa reserve menerima perintah Allah dan Rasulnya meskipun belum mengerti sebab atau alasan perintah Allah tersebut.

Agama melarang patung dan gambar karena banyak mendatangkan bahaya seperti :

1. Dalam agama dan aqidah : patung dan gambar merusak aqidah orang banyak seperti orang Kristen menyembah patung Isa dan bunda Maryam serta salib. Orang Eropa dan Rusia menyembah patung pemimpin mereka, menghormati dan mengagungkannya. Orang-orang Islam telah meniru orang eropa membuat patung pemimpin mereka baik di negeri Islam Arab maupun bukan Arab.

Para Ahli tariqat dan tasawwuf kemudian membuat pula gambar guru-guru mereka yang diletakkan di muka mereka pada waktu shalat dengan maksud menerima bantuan kepada patung atau gambar untuk mengkhusyu’kan shalatnya.

Demikian pula yang diperbuat oleh para pencinta nyanyian. Mereka menggantungkan gambar para penyanyi untuk diagungkan. Begitu pula para penyiar radio pada waktu perang dengan yahudi tahun 1967 berteriak :

“maju terus ke depan, penari fulan dan fulanah bersamamu,” seharusnya ia berseru :

“Maju terus, Allah bersamamu.”

Karena itu maka tentara Arab kalah total, sebab Allah tidak membantu mereka. Demikian juga penari-penyanyi yang mereka sebut-sebut pun tidak kunjung memberikan bantuan apapun.

Harapanku semoga bangsa Arab mengambil pelajaran dari kakalahan ini dan segera bertaubat agar Allah menolong mereka.

2. Adapun bahaya gambar dalam merusak akhlak generasi muda sangat nyata. Di jalan-jalan utama terpampang gambar-gambar penari telanjang yang memang sangat digandrungi oleh mereka, sehingga dengan sembunyi atau terang-terangan mereka berbuat keji yang merusak akhlak mereka. Mereka sudah tidak lagi mau memikirkan agama dan negara, jiwa kesucian, kehormatan dan jihad sudah luntur dari jiwa mereka.

Demikianlah gambar-gambar itu menghias poster-poster, majalah dan surat kabar, buku iklan bahkan di pakaian pun gambar porno itu sudah dipasang orang, belum lagi apa yang disebut blue film.

Ada lagi model karikatur yang memperjelek gambar makhluk Allah dengan hidung panjang, kuping lebar dan sebagainya, padahal Allah menciptakan manusia dalam bentuk yang paling bagus.

3. Adapun secara material bahaya gambar sudah jelas dan tidak perlu dalil lagi. Patung-patung itu dibuat dengan biaya mahal sampai jutaan rupiah, dan banyak orang membelinya untuk digantung di dinding rumah, demikian pula lukisan-lukidan orang tua yang telah meninggal dibuat dengan biaya yang tidak sedikit, yang apabila disedekahkan dengan niat agar pahalanya sampai kepada almarhum akan lebih bermanfaat baginya.

Yang lebih jelek lagi adalah gambar seorang laki-laki bersama isterinya waktu malam perkawinan dipasang di rumah agar orang melihatnya. Ini seakan-akan isterinya itu bukan miliknya sendiri tetapi milik setiap orang yang melihat.

Apakah Hukumnya Gambar seperti patung

Sebagian orang menyangka bahwa hukum haram itu untuk patung saja seperti yang terdapat pada zaman jahiliyah, tidak mencakup hukum gambar. Pendapat ini asing sekali karena seolah-olah ia belum pernah membaca nash-nash yang mengharamkan gambar seperti di bawah ini :

1- Sabda Rasululloh ‘alaihissolatu wassalam :

عن عائشة رضي الله عنها أنها اشترت نمرقة فيها تصاوير فلما رآها رسول الله قام على الباب لم يدخل فعرفت في وجهه الكراهية فقالت : يا رسول الله أتوب إلى الله وإلى رسوله فبماذا أذنبت فقال رسول الله ما بال هذه النمرقة فقالت : اشتريتها لتقعد عليها وتوسدها فقال رسول الله : إن أصحاب هذه التصاوير يعذبون يوم القيامة ويقال لهم أحيوا ما خلقتم ثم قال : إن البيت الذي فيه الصور لا تدخله الملائكة . متفق عليه

“Diriwayatkan dari Aisyah bahwa ia membeli bantal kecil buat sandaran yang ada gambarnya-gambarnya. Ketika Rasululloh Shalallahu ‘alaihi wassalam melihatnya beliau berdiri di pintu tidak mau masuk maka ia mengetahui ada tanda kebencian di muka Rasululloh dari Aisyah pun berkata : aku bertaubat kepada Allah dan Rasulnya, apakah gerangan dosa yang telah kuperbuat? Rasulullah menjawab : bagaimana halnya bantal itu? Aisyah menjawab, Saya membelinya agar engkau duduk dan bersandar, kata Rasulullah ‘Sesungguhnya orang yang membuat gambar ini akan disiksa pada hari kiamat seraya dikatakan kepada mereka : hidupkanlah gambar-gambar yang kamu buat itu. Sungguh rumah yang ada gambar ini di dalamnya tidak dimasuki Malaikat.” (Riwayat Bukhari Muslim)

2.Sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam pula :

أشد الناس عذابا يوم القيامة الذين يضاهئون بخلق الله (الرسام والمصورن يشابهون خلق الله). متفق عليه.

“Manusia yang paling pedih siksaannya di hari kiamat ialah yang meniru Allah menciptakan makhluk (pelukis, penggambar adalah peniru Allah dalam menciptakan makhluknya).” (Riwayat Bukhari Muslim)

3. Sabda Shalallahu ‘alaihi wassalam

أن النبي لما رأى الصور في البيت لم يدخل حتى محيت. رواه البخاري

“Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam ketika melihat gambar di rumah tidak mau masuk sebelum gambar itu dihapus” (riwayat Bukhari).

4. Sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam

نهى الرسول عن الصور في البيت ونهى الرجل أن يصنع ذلك. رواه الترمذي

“Rasulullah melarang gambar-gambar di rumah dan melarang orang berbuat demikian.” (riwayat Turmudzi).

Gambar dan Patung yang diperbolehkan

1. Gambar dan lukisan pohon, binatang matahari, bulan, gunung, batu, laut, sungai, tempat-tempat suci seperti masjid, Ka’bah yang tidak memuat gambar orang dan binatang, pemandangan yang indah. Dalilnya adalah kata Ibnu Abbas Radiyallahu ‘anhu :

إن كنت لا بد فاعلا فاصنع الشجر وما لا نفس له. رواه البخاري

“Apabila anda harus membuat gambar, gambarlah pohon atau sesuatu yang tidak ada nyawanya.” (riwayat Bukari).

2. Foto yang dipasang di kartu pengenal seperti paspor, SIM, dan lain-lain yang mengharuskan adanya foto. Semuanya itu dibolehkan karena darurat (keperluan yang tidak bisa ditinggalkan).

3. Foto pembunuh, pencuri, penjahat agar mereka dapat ditangkap untuk dihukum.

4. Barang mainan anak perempuan yang dibuat dari kain sebangsa boneka berupa anak kecil yang dipakaikan baju dan sebagainya dengan maksud untuk mendidik anak perempuan rasa kasih sayang terhadap anak kecil. Aisyah Radhiyallahu ‘anha berkata :

كنت ألعب بالبنات عند النبي . رواه البخاري

“Saya bermain-main dengan boneka berbentuk anak perempuan di depan Nabi r.” (riwayat Bukhari).

Tidak boleh membeli mainan negara asing untuk anak-anak, terutama mainan yang membuka aurat sebab anak-anak akan menirunya yang berakibat merusak akhlak serta pemborosan dengan membelanjakan kekayaan untuk negara asing dan negara yahudi.

5. Diperbolehkan gambar yang dipotong kepalanya sehingga tidak menggambarkan makhluk bernyawa lagi seperti benda mati.

Malaikat Jibril berkata kepada Rasulullah mengenai gambar : “Perintahkanlah orang untuk memotong kepala gambar itu, dan perintahkanlah untuk memotong kain penutup (yang ada gambarnya) supaya dijadikan dua bantal yang dapat diduduki.” (shahih, riwayat Abu Daud)

Sunnah-sunnah yang Dihidupkan oleh Imam Al-wadi'iy

Sunnah-sunnah yang Dihidupkan oleh Imam Al-wadi'iy

Syaikh Muqbil –rohimahulloh- di awal dakwahnya berada di lingkungan Syi’ah dan Rofidhoh, sehingga praktek ibadah yang dilakukan ummat waktu itu jauh sekali dari tuntunan syari’at yang benar. Oleh karena itu, beliau ketika mengamalkan dan menampakkan sunnah yang benar harus mengalami hambatan dan ujian yang tidak ringan, akan tetapi Allohlah yang memiliki dien ini dan Dia pula yang pasti menjaganya dan menolong orang yang ingin menegakkan dien-Nya.Maka dengan pertolongan Alloh, beliau berhasil memberikan perobahan total pada masyarakat secara keseluruhan di negeri Yaman. Maka bukanlah berlebihan kalau beliau dijuluki “Mujaddid” atas usaha yang beliau curahkan untuk Islam dan muslimin.
Setelah beliau menghadap Alloh, segala usaha pun dilanjutkan oleh kholifahnya Syaikh Yahya Al-Hajuri dengan tanpa merobah atau mengurangi apa yang telah berhasil ditegakkan bahkan beliau menambah menghidupkan beberapa sunnah yang belum sempat dihidupkan di zaman Syaikh Muqbil.


` Di sini kami paparkan sunnah-sunnah yang Syaikh Muqbil hidupkan dan tambahan-tambahan sunnah yang dihidupkan Syaikh Yahya, kami nukilkan kebanyakan masalah-masalah ini dari kitab Syaikh Abdul Hamid Al- Hajuri yang berjudul “Al–Bayanul-Hasan,” di antara sunnah tersebut terbagi dua bagian:


Bagian pertama masalah Aqidah dan Tauhid.


1)- Memurnikan `Aqidah ummat dari kesyirikan-kesyirikan dan aqidah sesat seperti menyembah kubur dan ekor-ekornya, sehingga sekarang di Yaman hampir-hampir musnah keyakinan-keyakinan seperti itu.

2)- Musnahnya kubah-kubah di atas kubur dan sesaji-sesaji untuk ahlil kubur.

3)- Menghapus sumpah atas nama selain Alloh.

4)- Memerangi perdukunan, santet, paranormal, dan yang sejenisnya.

5)- Menghapus nadzar, sesembelihan, atas nama selain Alloh.

6)- Mengajari ummat Tauhid Asma wa Shifat dan mengeluarkan mereka dari Aqidah Jahmiyah, Mu`tazilah dan Asy`ariyyah.

7)- Meyakinkan mereka adanya Syafa`at sebagai bantahan terhadap Mu`tazilah, Jahmiyah, Rofidhoh yang meniadakannya, dan beliau menetapkan bahwa syafa`at tersebut tidak terjadi kecuali dengan izin Alloh.

8)- Menerangkan dan memahamkan uluwwulloh (ketinggian Allah) bahwa Allah beristiwa di atas Arsy.

9)- Membasmi pemahaman muta’awwilah dan jahmiyyah dalam ru’yatullah (Allah bisa dilihat pada hari kiamat).

10)- Membasmi taqlid buta dan menjajah ummat untuk tunduk dan patuh kepada perintah Allah dan Rosul-Nya dengan memurnikan tauhid dan mutaba’ah.

11)- Memuliakan keluarga Nabi dan memujinya sesuai dengan batas dan syarat dengan mengucapkan shalawat dan salam untuk mereka.

12)- Memuliakan Shohabat Nabi keseluruhannya tanpa menyebutkan kejelekannya mereka.

13)- Membebaskan putri-putri Fatimiyyat dari cengkeraman tangan-tangan kotor Rofidhoh, sehingga putri-putri mereka banyak yang mendapatkan jodoh dari Ahlus-Sunnah yang sholeh walaupun bukan dari kalangan ahlul batil.

14)- Mendekatkan jarak antara shof.

15)- Mengeluarkan shof dari sela-sela tiang.

16)- Berlomba menuju shof pertama.

17)-Menyempurnakan shof terdepan kemudian belakangnya.

18)- Tidak mengucapkan suatu ketika.

19)- Sutroh untuk orang yang sholat.

20)- Sholat dengan mengenakan sandal.

21)- Mengangkat tangan untuk takbirotul ihrom dan isyarat dengan telunjuk kearah kiblat ketika tasyahhud.

22)- Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri (sedekap) ketika berdiri sholat.

23)- Do’a iftitah.

24)- Merendahkan suara ketika membaca;

(( بسم الله الرحمن الرحيم ))

dan untuk makmum dan imam.

25)- Melafadhkan “Amiin” setelah fatehah.


26)- Mendahulukan meletakkan tangan ketika sujud.

27)- Al-Ma’mum merendahkan suara takbir di belakang imam dan dibolehkannya mengeraskan (tabligh) kalau diperlukan.

28)- Duduk istirahat sebelum berdiri.

29)- Duduk iq’a yaitu dengan menegakkan kedua telapak kaki dan duduk (meletakkan pantat) di atas kedua tumit di antara dua sujud.

30)- Merapatkan telapak kaki ketika sujud.

31)- Merenggangkan jari-jemari tangan ketika sujud.

32)- Duduk tawarruk di tahiyyat terakhir.

33)- Sunnah tasyahhud.

34)- Bacaan Al-Fatihah di dua rokaat terakhir.

35)- Memanjangkan bacaan dalam sholat.

36)- Memperdengarkan beberapa ayat pada waktu Dhuhur dan Ashar.

37)- Menghadap ke arah makmum bagi imam seusai sholat.

38)- Sunnah dzikir seusai sholat.

39)- Memperdengarkan takbir seusai sholat.

40)- Sunnah sholat dua rokaat sebelum Maghrib.

41)- Bacaan sunnah untuk dua rokaat sebelum Shubuh rokaat pertama surat Al-Kafirun dan kedua surat Al-Ikhlash.

42)- Berbaring sebelah kanan setelah selesai dua rokaat fajar (sebelum Shubuh).

43)- Sholat di atas mimbar dalam rangka pengajaran.

44)- Bolehnya membawa anak kecil ke masjid.

45)- Duduk di tempat sholat sampai terbit matahari.

46)- Menunaikan sholat sunnah di rumah.

47)- Meniup angin (meludah tanpa mengeluarkan air ludah) ke sebelah kiri ketika ada was-was.

48)- Sholat malam sebelas rokaat (batas maksimal).

49)- Tidak perlu mengangkat tangan ketika do’a witir dan mencukupkan dengan do’a yang datang dari Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam.

50)- Dua rokaat ringan sebelum tarawih atau sholat malam.

51)- Beragam model dalam sholat malam.

52)- Sholat qoshor di safar.

53)- Sholat di atas kendaraan di safar.

54)- Sunnah sholat Dhuha.

55)- Sunnah qunut nazilah.

56)- Menghidupkan adzan yang syar’i.

57)- Mu’adzdzin menoleh ke kanan dan ke kiri ketika adzan mengucapkan حي على الصلاة dan حي على الفلاح.

58)- Adzan tepat waktu.

59( - Iqomah yang syar’i dalam pelafazhan dan waktu.

60) – Menjadikan dua muadzdzin dalam satu masjid.

61) – Satu adzan di hari jum’at.

62) – Menegakkan sholat Jum’at sesuai sunnah.

63) – Ucapan muadzdzin صلوا في رحالكم ketika turun hujan

64) – Tegaknya makmum perempuan di belakang laki-laki .

65) – Mengutamakan Imam yang paling banyak hafalannya.

66) – Bacaan surat As-Sajadah dan surat Al-Insan pada subuh hari Jum`at.

67) – Sujud tilawah pada tempatnya.

68) – Bersegera untuk berangkat ke masjid di hari Jum`at.

69) – Tak ada batasan jumlah makmum pada sholat Jum`at.

70) – Bolehnya meninggalkan sholat Jum`at bagi yang memiliki udzur.

71) – Mandi, memakai wangi-wangian dan siwak pada hari Jum`at sangat ditekankan.

72) – Imam langsung naik mimbar tanpa menunaikan sholat tahiyatul masjid terlebih dahulu.

73) – Pembukaan khotbah jum`at dengan khotbatul hajat.

74) – Mengarahkan telunjuk jarinya ke langit ketika khotbah.

75) –Memendekkan khotbah dan memanjangkan sholat.

76) – Para makmum mengarahkan badannya ke khotib dengan memutar badannya bagi yang tidak di hadapan imam.

77) - Sholat tahiyatul masjid bagi makmum walaupun Imam sedang berkhotbah.

78) – Imam membaca surat Qoof dari awal sampai akhir dalam khotbah.

79) – Sholat rowatib seusai Jum`ah.

80) – Sholat istikhoroh.

81) – Khotbah `Ied hanya sekali saja tanpa disela-selai duduk.

82) – Para wanita keluar menuju musholla `ied.

83) – Tidak perlu mengangkat tangan di sela-sela takbir sholat `ied.

84) – Berjalan cepat ketika membawa jenazah.

85) – Mengantar jenazah dengan tenang dan meninggalkan dzikir-dzikir bid`ah.


86) – Pengkafanan jenazah secara syar`i.


87) – Tempat berdiri imam pada sholat jenazah, baik jenazah laki-laki yaitu de arah kepalanya atau perempuan yaitu di arah perutnya.


88) – Tidak perlu mengangkat tangan ketika takbir pada sholat jenazah kecuali di awal takbir saja.

89) – Menunaikan sholat jenazah diwilayah pemakaman bagi yang terlambat.

90) – Meratakan kubur dan tidak meninggikannya dan tidak pula menulisinya.

91) – Doa nabi sebelum beranjak dari lokasi kubur : استغفروا لأخيكم واسألول له الثبات فإنه الآن يسأل.

92) – Haramnya berjalan, duduk, dan membuang hajat di atas kuburan.

93) – Haramnya berjalan di antara kubur dengan memakai sandal.

94) – Sholat ghoib bagi yang belum disholati di negrinya,

95) – Sholat khusuf sesuai dengan syariat.

96) – seruan muadzdzin ketika sholat khusuf : الصلاة جامعة

97) - Bersegara berbuka puasa dan mengakhirkan sahur.

98) – Sunnah–sunnah dalam pembangunan masjid.

99) – Membuat mimbar tiga derajat.

100) – Menghidupkan masjid dengan ta`lim dan halaqoh-halaqoh dzikir.

101) – Mendirikan kemah di masjid bagi para peserta I’tikaf.

102) – Larangan menghiasi masjid.

103) – Ketegasan beliau dalam masalah kubah dan menara masjid.

104) – Haramnya berjabatan tangan dengan wanita yang bukan mahromnya.

105) – Menyebarkan salam siang malam.

106) – Sunnah makan, minum, mengambil, member dan menerima dengan tangan kanan, dan memulai memakai sandal juga dengan kaki kiri.

107) - Minum dengan duduk.

108) – Bernafas di luar tempat minum tiga kali.

109) – Sunnahnya siwak.

110) – Menyemir rambut dengar pacar selain warna hitam.

111) – Memelihara dan membiarkan jenggot panjang tanpa mencukurnya.

112) – Memanjangkan rambut sampai bahu.

113) – Mengenakan `imamah (sorban).

114) – Memakai rida ( semacam baju besar atau selendang, atau shyal).

115) – Membiasakan bergamis putih.

116) – Memakai sarung atau sirwal dalam gamis di atas mata kaki atau sampai betis.

117) – Syariat berhijab bagi perempuan.

118) – Mencuci telapak tangan ketika bangun tidur sebelum dicelupkan ke dalam bejana.

119) – Mandi junub secara syar`i.

120) – Bertasbih ketika turun dan bertakbir ketika naik (menanjak) dalam perjalanan.

121) – Sunnah memulai safar pada hari Kamis.

122) – Bolehnya berbuka puasa bagi musafir ,menyusui dan hamil.

123) – Doa apabila singgah di suatu tempat.

124) – Doa masuk suatu desa.

125) - Mu’anaqoh (berpelukan) ketika datang dari safar (bukan ketika mau safar).

126) – Dzikir–dzikir dalam safar.

127) – Adzan di perjalanan.

128) - Doa لا باس طهور إن شاء الله ketika menjenguk orang sakit.

129) – Mendoakan orang sakit sesuai syariat.

130) – Banyak shoum bagi yang masih membujang.

131) – Mendidik ummat agar menjadi dermawan.

132) – Meletakkan telapak tangan di mulut ketika menguap.

133) – Doa kembali dari safar.

134) – Cerai tiga dalam satu majlis dihitung satu.

135) – Mentaati pemerintah yang bukan ma`siat.

136) – Melakukan wudhu atau mandi ketika ada yang terkena `ain. (sejenis sihir melalui pandangan mata dengki)

137) – Mengajari ummat ruqyah yang syar`i.

138) – Menghidupkan manhaj salaf.

139) – Memerangi ahli bid`ah.

140) – Menghidupkan Ilmu jarh watta`dil.

141) – Menghidupkan Ilmu sanad.

Tambahan sunnah yang dihidupkan oleh syaikh Yahya Al-Hajury -hafizhohulloh- (bukan berarti hal itu tidak dilakukan oleh Imam Al Wadi’y -rohimahulloh-).

– Melakukan sholat tarowih seusai sholat Isya` pada malam 27 romadhon.

- Menghidupkan lafadz sunnah adzan

فمن قعد فلا حرج ketika malam sangat dingin sebagaimana tersebut dalam hadits Nu’aim An-nahham -rodhiyllohu ‘anhu- di shohih musnad.

- Menghidupkan sunnah sujud tilawah ketika melewati ayat sajadah dalam khotbah.

– Membuat Thobaqot (daftar peringkat para penuntut ilmu dari yang tertinggi sampai ke para mubtadi’ah).

- Menghidupkan system belajar dan mengajarnya perempuan di rumah.

– Anjuran untuk memperbanyak sholat dhuha, bahwasanya sholat dhuha tidak terbatas jumlah rokaatnya, sebagaimana tarjih dari Imam An Nawawy dan sebagian imam yang lain –rohimahumulloh-.

– Perhatiannya yang sangat, dalam Al-Qur`an baik dalam bacaannya atau dalam hafalannya atau dalam tafsirnya atau dalam beramal dengannya.

- Anjuran beliau untuk tetap duduk di tempat sholatnya sampai selesai dzikir-dzikir yang syar`i (terutama seusai sholat fajar sampai terbit matahari, kemudian sholat dua roka`at atau empat reka’at).

– Anjuran beliau untuk meringankan mahar.

– Tidak menunda nikah bagi yang telah mampu.

– Menikah ta`addud empat .

– Memisah tempat tinggal masing-masing istri di rumah tersendiri.

– Berlomba – lomba mencari lailatul qodar.

- Giat beribadah, baik dalam sholat atau shoum atau yang lainnya.

– Perhatian beliau dalam pendidikan anak-anak.

– Larangan beliau bagi yang masih kuliah di jami`ah ikhthilathiyyah untuk tetap berada di Dammaj.

– Ketegasan beliau dalam larangan jam`iyah (yayasan) dan tasawwul.

Sunnah-sunnah yang Dihidupkan oleh Imam Al-wadi'iy

Sunnah-sunnah yang Dihidupkan oleh Imam Al-wadi'iy

Syaikh Muqbil –rohimahulloh- di awal dakwahnya berada di lingkungan Syi’ah dan Rofidhoh, sehingga praktek ibadah yang dilakukan ummat waktu itu jauh sekali dari tuntunan syari’at yang benar. Oleh karena itu, beliau ketika mengamalkan dan menampakkan sunnah yang benar harus mengalami hambatan dan ujian yang tidak ringan, akan tetapi Allohlah yang memiliki dien ini dan Dia pula yang pasti menjaganya dan menolong orang yang ingin menegakkan dien-Nya.Maka dengan pertolongan Alloh, beliau berhasil memberikan perobahan total pada masyarakat secara keseluruhan di negeri Yaman. Maka bukanlah berlebihan kalau beliau dijuluki “Mujaddid” atas usaha yang beliau curahkan untuk Islam dan muslimin.
Setelah beliau menghadap Alloh, segala usaha pun dilanjutkan oleh kholifahnya Syaikh Yahya Al-Hajuri dengan tanpa merobah atau mengurangi apa yang telah berhasil ditegakkan bahkan beliau menambah menghidupkan beberapa sunnah yang belum sempat dihidupkan di zaman Syaikh Muqbil.


` Di sini kami paparkan sunnah-sunnah yang Syaikh Muqbil hidupkan dan tambahan-tambahan sunnah yang dihidupkan Syaikh Yahya, kami nukilkan kebanyakan masalah-masalah ini dari kitab Syaikh Abdul Hamid Al- Hajuri yang berjudul “Al–Bayanul-Hasan,” di antara sunnah tersebut terbagi dua bagian:


Bagian pertama masalah Aqidah dan Tauhid.


1)- Memurnikan `Aqidah ummat dari kesyirikan-kesyirikan dan aqidah sesat seperti menyembah kubur dan ekor-ekornya, sehingga sekarang di Yaman hampir-hampir musnah keyakinan-keyakinan seperti itu.

2)- Musnahnya kubah-kubah di atas kubur dan sesaji-sesaji untuk ahlil kubur.

3)- Menghapus sumpah atas nama selain Alloh.

4)- Memerangi perdukunan, santet, paranormal, dan yang sejenisnya.

5)- Menghapus nadzar, sesembelihan, atas nama selain Alloh.

6)- Mengajari ummat Tauhid Asma wa Shifat dan mengeluarkan mereka dari Aqidah Jahmiyah, Mu`tazilah dan Asy`ariyyah.

7)- Meyakinkan mereka adanya Syafa`at sebagai bantahan terhadap Mu`tazilah, Jahmiyah, Rofidhoh yang meniadakannya, dan beliau menetapkan bahwa syafa`at tersebut tidak terjadi kecuali dengan izin Alloh.

8)- Menerangkan dan memahamkan uluwwulloh (ketinggian Allah) bahwa Allah beristiwa di atas Arsy.

9)- Membasmi pemahaman muta’awwilah dan jahmiyyah dalam ru’yatullah (Allah bisa dilihat pada hari kiamat).

10)- Membasmi taqlid buta dan menjajah ummat untuk tunduk dan patuh kepada perintah Allah dan Rosul-Nya dengan memurnikan tauhid dan mutaba’ah.

11)- Memuliakan keluarga Nabi dan memujinya sesuai dengan batas dan syarat dengan mengucapkan shalawat dan salam untuk mereka.

12)- Memuliakan Shohabat Nabi keseluruhannya tanpa menyebutkan kejelekannya mereka.

13)- Membebaskan putri-putri Fatimiyyat dari cengkeraman tangan-tangan kotor Rofidhoh, sehingga putri-putri mereka banyak yang mendapatkan jodoh dari Ahlus-Sunnah yang sholeh walaupun bukan dari kalangan ahlul batil.

14)- Mendekatkan jarak antara shof.

15)- Mengeluarkan shof dari sela-sela tiang.

16)- Berlomba menuju shof pertama.

17)-Menyempurnakan shof terdepan kemudian belakangnya.

18)- Tidak mengucapkan suatu ketika.

19)- Sutroh untuk orang yang sholat.

20)- Sholat dengan mengenakan sandal.

21)- Mengangkat tangan untuk takbirotul ihrom dan isyarat dengan telunjuk kearah kiblat ketika tasyahhud.

22)- Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri (sedekap) ketika berdiri sholat.

23)- Do’a iftitah.

24)- Merendahkan suara ketika membaca;

(( بسم الله الرحمن الرحيم ))

dan untuk makmum dan imam.

25)- Melafadhkan “Amiin” setelah fatehah.


26)- Mendahulukan meletakkan tangan ketika sujud.

27)- Al-Ma’mum merendahkan suara takbir di belakang imam dan dibolehkannya mengeraskan (tabligh) kalau diperlukan.

28)- Duduk istirahat sebelum berdiri.

29)- Duduk iq’a yaitu dengan menegakkan kedua telapak kaki dan duduk (meletakkan pantat) di atas kedua tumit di antara dua sujud.

30)- Merapatkan telapak kaki ketika sujud.

31)- Merenggangkan jari-jemari tangan ketika sujud.

32)- Duduk tawarruk di tahiyyat terakhir.

33)- Sunnah tasyahhud.

34)- Bacaan Al-Fatihah di dua rokaat terakhir.

35)- Memanjangkan bacaan dalam sholat.

36)- Memperdengarkan beberapa ayat pada waktu Dhuhur dan Ashar.

37)- Menghadap ke arah makmum bagi imam seusai sholat.

38)- Sunnah dzikir seusai sholat.

39)- Memperdengarkan takbir seusai sholat.

40)- Sunnah sholat dua rokaat sebelum Maghrib.

41)- Bacaan sunnah untuk dua rokaat sebelum Shubuh rokaat pertama surat Al-Kafirun dan kedua surat Al-Ikhlash.

42)- Berbaring sebelah kanan setelah selesai dua rokaat fajar (sebelum Shubuh).

43)- Sholat di atas mimbar dalam rangka pengajaran.

44)- Bolehnya membawa anak kecil ke masjid.

45)- Duduk di tempat sholat sampai terbit matahari.

46)- Menunaikan sholat sunnah di rumah.

47)- Meniup angin (meludah tanpa mengeluarkan air ludah) ke sebelah kiri ketika ada was-was.

48)- Sholat malam sebelas rokaat (batas maksimal).

49)- Tidak perlu mengangkat tangan ketika do’a witir dan mencukupkan dengan do’a yang datang dari Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam.

50)- Dua rokaat ringan sebelum tarawih atau sholat malam.

51)- Beragam model dalam sholat malam.

52)- Sholat qoshor di safar.

53)- Sholat di atas kendaraan di safar.

54)- Sunnah sholat Dhuha.

55)- Sunnah qunut nazilah.

56)- Menghidupkan adzan yang syar’i.

57)- Mu’adzdzin menoleh ke kanan dan ke kiri ketika adzan mengucapkan حي على الصلاة dan حي على الفلاح.

58)- Adzan tepat waktu.

59( - Iqomah yang syar’i dalam pelafazhan dan waktu.

60) – Menjadikan dua muadzdzin dalam satu masjid.

61) – Satu adzan di hari jum’at.

62) – Menegakkan sholat Jum’at sesuai sunnah.

63) – Ucapan muadzdzin صلوا في رحالكم ketika turun hujan

64) – Tegaknya makmum perempuan di belakang laki-laki .

65) – Mengutamakan Imam yang paling banyak hafalannya.

66) – Bacaan surat As-Sajadah dan surat Al-Insan pada subuh hari Jum`at.

67) – Sujud tilawah pada tempatnya.

68) – Bersegera untuk berangkat ke masjid di hari Jum`at.

69) – Tak ada batasan jumlah makmum pada sholat Jum`at.

70) – Bolehnya meninggalkan sholat Jum`at bagi yang memiliki udzur.

71) – Mandi, memakai wangi-wangian dan siwak pada hari Jum`at sangat ditekankan.

72) – Imam langsung naik mimbar tanpa menunaikan sholat tahiyatul masjid terlebih dahulu.

73) – Pembukaan khotbah jum`at dengan khotbatul hajat.

74) – Mengarahkan telunjuk jarinya ke langit ketika khotbah.

75) –Memendekkan khotbah dan memanjangkan sholat.

76) – Para makmum mengarahkan badannya ke khotib dengan memutar badannya bagi yang tidak di hadapan imam.

77) - Sholat tahiyatul masjid bagi makmum walaupun Imam sedang berkhotbah.

78) – Imam membaca surat Qoof dari awal sampai akhir dalam khotbah.

79) – Sholat rowatib seusai Jum`ah.

80) – Sholat istikhoroh.

81) – Khotbah `Ied hanya sekali saja tanpa disela-selai duduk.

82) – Para wanita keluar menuju musholla `ied.

83) – Tidak perlu mengangkat tangan di sela-sela takbir sholat `ied.

84) – Berjalan cepat ketika membawa jenazah.

85) – Mengantar jenazah dengan tenang dan meninggalkan dzikir-dzikir bid`ah.


86) – Pengkafanan jenazah secara syar`i.


87) – Tempat berdiri imam pada sholat jenazah, baik jenazah laki-laki yaitu de arah kepalanya atau perempuan yaitu di arah perutnya.


88) – Tidak perlu mengangkat tangan ketika takbir pada sholat jenazah kecuali di awal takbir saja.

89) – Menunaikan sholat jenazah diwilayah pemakaman bagi yang terlambat.

90) – Meratakan kubur dan tidak meninggikannya dan tidak pula menulisinya.

91) – Doa nabi sebelum beranjak dari lokasi kubur : استغفروا لأخيكم واسألول له الثبات فإنه الآن يسأل.

92) – Haramnya berjalan, duduk, dan membuang hajat di atas kuburan.

93) – Haramnya berjalan di antara kubur dengan memakai sandal.

94) – Sholat ghoib bagi yang belum disholati di negrinya,

95) – Sholat khusuf sesuai dengan syariat.

96) – seruan muadzdzin ketika sholat khusuf : الصلاة جامعة

97) - Bersegara berbuka puasa dan mengakhirkan sahur.

98) – Sunnah–sunnah dalam pembangunan masjid.

99) – Membuat mimbar tiga derajat.

100) – Menghidupkan masjid dengan ta`lim dan halaqoh-halaqoh dzikir.

101) – Mendirikan kemah di masjid bagi para peserta I’tikaf.

102) – Larangan menghiasi masjid.

103) – Ketegasan beliau dalam masalah kubah dan menara masjid.

104) – Haramnya berjabatan tangan dengan wanita yang bukan mahromnya.

105) – Menyebarkan salam siang malam.

106) – Sunnah makan, minum, mengambil, member dan menerima dengan tangan kanan, dan memulai memakai sandal juga dengan kaki kiri.

107) - Minum dengan duduk.

108) – Bernafas di luar tempat minum tiga kali.

109) – Sunnahnya siwak.

110) – Menyemir rambut dengar pacar selain warna hitam.

111) – Memelihara dan membiarkan jenggot panjang tanpa mencukurnya.

112) – Memanjangkan rambut sampai bahu.

113) – Mengenakan `imamah (sorban).

114) – Memakai rida ( semacam baju besar atau selendang, atau shyal).

115) – Membiasakan bergamis putih.

116) – Memakai sarung atau sirwal dalam gamis di atas mata kaki atau sampai betis.

117) – Syariat berhijab bagi perempuan.

118) – Mencuci telapak tangan ketika bangun tidur sebelum dicelupkan ke dalam bejana.

119) – Mandi junub secara syar`i.

120) – Bertasbih ketika turun dan bertakbir ketika naik (menanjak) dalam perjalanan.

121) – Sunnah memulai safar pada hari Kamis.

122) – Bolehnya berbuka puasa bagi musafir ,menyusui dan hamil.

123) – Doa apabila singgah di suatu tempat.

124) – Doa masuk suatu desa.

125) - Mu’anaqoh (berpelukan) ketika datang dari safar (bukan ketika mau safar).

126) – Dzikir–dzikir dalam safar.

127) – Adzan di perjalanan.

128) - Doa لا باس طهور إن شاء الله ketika menjenguk orang sakit.

129) – Mendoakan orang sakit sesuai syariat.

130) – Banyak shoum bagi yang masih membujang.

131) – Mendidik ummat agar menjadi dermawan.

132) – Meletakkan telapak tangan di mulut ketika menguap.

133) – Doa kembali dari safar.

134) – Cerai tiga dalam satu majlis dihitung satu.

135) – Mentaati pemerintah yang bukan ma`siat.

136) – Melakukan wudhu atau mandi ketika ada yang terkena `ain. (sejenis sihir melalui pandangan mata dengki)

137) – Mengajari ummat ruqyah yang syar`i.

138) – Menghidupkan manhaj salaf.

139) – Memerangi ahli bid`ah.

140) – Menghidupkan Ilmu jarh watta`dil.

141) – Menghidupkan Ilmu sanad.

Tambahan sunnah yang dihidupkan oleh syaikh Yahya Al-Hajury -hafizhohulloh- (bukan berarti hal itu tidak dilakukan oleh Imam Al Wadi’y -rohimahulloh-).

– Melakukan sholat tarowih seusai sholat Isya` pada malam 27 romadhon.

- Menghidupkan lafadz sunnah adzan

فمن قعد فلا حرج ketika malam sangat dingin sebagaimana tersebut dalam hadits Nu’aim An-nahham -rodhiyllohu ‘anhu- di shohih musnad.

- Menghidupkan sunnah sujud tilawah ketika melewati ayat sajadah dalam khotbah.

– Membuat Thobaqot (daftar peringkat para penuntut ilmu dari yang tertinggi sampai ke para mubtadi’ah).

- Menghidupkan system belajar dan mengajarnya perempuan di rumah.

– Anjuran untuk memperbanyak sholat dhuha, bahwasanya sholat dhuha tidak terbatas jumlah rokaatnya, sebagaimana tarjih dari Imam An Nawawy dan sebagian imam yang lain –rohimahumulloh-.

– Perhatiannya yang sangat, dalam Al-Qur`an baik dalam bacaannya atau dalam hafalannya atau dalam tafsirnya atau dalam beramal dengannya.

- Anjuran beliau untuk tetap duduk di tempat sholatnya sampai selesai dzikir-dzikir yang syar`i (terutama seusai sholat fajar sampai terbit matahari, kemudian sholat dua roka`at atau empat reka’at).

– Anjuran beliau untuk meringankan mahar.

– Tidak menunda nikah bagi yang telah mampu.

– Menikah ta`addud empat .

– Memisah tempat tinggal masing-masing istri di rumah tersendiri.

– Berlomba – lomba mencari lailatul qodar.

- Giat beribadah, baik dalam sholat atau shoum atau yang lainnya.

– Perhatian beliau dalam pendidikan anak-anak.

– Larangan beliau bagi yang masih kuliah di jami`ah ikhthilathiyyah untuk tetap berada di Dammaj.

– Ketegasan beliau dalam larangan jam`iyah (yayasan) dan tasawwul.

Abdurahman Abdul Kholiq seorang Mubtadi'

Penulis: Asy Syaikh Muqbil Ibn Haadi al Wadi'i

Muqoddimah Al Ustadz Abu Abdillah Muhammad Abdullah Mubarok Barmim
(murid asy Syaikh Muqbil Ibn Hadi al Wadi'i rahimahullah)

{بـسم اللـــه الرحمن الرحيـم}
الحمد لله الذي أرسل رسوله بالهدى ودين الحق ليظهره على الدين كله وكفى بالله شـــــــهيـدا, وأشهد أن لآ إله إلاّ الله وحده لا شريك له إقرارا به وتوحيدا, و أشهد أن محمدا عبده ورســــــوله صلى الله عليه وعلى آله وصحبه ومن اكتـفى آثره واستنى بسنّته إلى يوم الدّين, أما بعـــــــد :

Tidak diragukan lagi bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberikan begitu banyak kenikmatan kepada kita. Dan diantara kenikmatan-kenikmatan Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada kita, setelah kenikmatan memeluk agama Islam, lalu kita diberikan Istiqomah dalam agama ini. Ada satu kenikmatan yang tidak banyak diketahui oleh manusia tentang derajatnya kenikmatan yang satu ini, kecuali bagi seseorang yang diperkenalkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dengannya, yaitu berupa kenikmatan menuntut ilmu agama yang bermanfaat.

Mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala menetapkan hati kita di dalam Al-Islam dan Istiqamah di dalam menuntut ilmu agama sampai kita berjumpa dengan Allah -Azza wa Jalla.

Bertepatan dengan akan diadakannya Daurah Masyaikh dari Yaman, maka kami akan berusaha menampilkan tulisan-tulisan dari Ulama'-ulama' Yaman, dan akan diawali oleh tulisan Al-Imam Ahlussunnah di Yaman pada zaman kita yaitu : Al-Imam Al-'Allamah Al-Muhadits Abu Abdur Rahman Muqbil bin Hadi Al-Wadi'i –Rahimahullah-.

Dan kami berharap dengan kerendahan hati dan dari tulisan-tulisan yang sederhana ini bisa kita ambil sebagai suatu pelajaran yang berguna bagi kehidupan kita di dunia dan Akhirat, dan akhirnya kami mengharapkan partisipasi dari semua Ikhwan Salafiyyin Al-Fudhola' untuk meluangkan waktunya menorehkan pena emasnya di dalam lembaran-lembaran kertas ini. Mudah-mudahan amalan kita yang kita niatkan ikhlas hanya untuk mencari keridloan Allah semata dan untuk menolong da'wah Salafiyyah yang penuh barokah ini diberi pahala yang setimpal di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala, amin.

Surabaya/Dzulqo'dah 1425H/10-01-2005

Akhukum fillah

Abu Abdillah Muhammad Abdullah Mubarok Barmim

Muqoddimah Asy Syaikh Muqbil Ibn Hadi al Wadi'i rahimahullah

{بـسم اللـــه الرحمن الرحيـم}
الحمد لله ربّالعالمين, وصلى الله على و سلم على نبينا محمد وعلى آله وصحبه, و أشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن محمدا عبده ورسوله… أمــــــــــــــــــــــــــــــــــــــا بـــــــــــــــــــــعــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــد :
(مقدمة)

Saya bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan taufiq kepada saya di dalam menuntut ilmu agama yang bermanfaat, dan memudahkan jalannya bagiku. Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang memberikan taufiq kepadaku untuk menjalankan Sunnah Nabi-Nya Shallallahu ‘alaihi wassalam, dan ini keutamaan dari-Nya semata, dan Dialah yang menunjukiku untuk menuntut ilmu agama.

Dialah (Allah Azza wa Jalla) yang memberikan aku kesabaran dan melindungi dari problematika yang terjadi di tengah perjalanan yang banyak dialami para Thalabatil 'Ilmi, dan Dialah yang mencukupkanku dari glamornya kehidupan dunia dan kenikmatannya. Dialah pula yang memberikan kesembuhan kepadaku sehingga aku dapat melanjutkan menuntut ilmu agama.

Dialah (Allah Ta’ala)yang menghinakan musuh-musuhku dan orang-orang yang iri kepadaku dan mengembalikan kepada mereka kemarahan mereka sendiri yang mana itu semua tidak ada kebaikan sama sekali, dan mereka tidak akan mampu untuk menghalangi antara diriku dengan ilmu yang bermanfaat ini.

Dialah (Allah Subhanahu wa Ta’ala) yang memudahkanku dengan dua orang istri yang Shalihah Ummu Syu'aib dan Ummu Salamah mereka berdua bangkit memberikan bantuannya menolongku dalam bahats yang aku inginkan, dan perkara yang paling besar dari ini semua adalah teman-teman yang mulia dari kalangan 'Ulama' yang senang memberikan fatwa kepada siapa yang meminta fatwa, dan mereka (para 'Ulama') bangkit didalam mengajar pelajaran kepada saudara-saudaranya dalam semua bidang keilmuan yang bermanfaat.

Dan Dialah Allah Subhanahu wa Ta’ala yang memudahkan para penutut ilmu agama dan menyenangkan hati mereka dan menguatkan mereka, telah benar apa yang difirmankan Allah Subhanahu wa Ta’ala : { وإن تعدّ نعمة الله لا تحصوها}
"Kalau kalian mencoba menghitung-hitung nikmat Allah maka kalian tidak akan mampu menghitungnya"

Kalaulah bukan dari nikmat yang satu ini (yakni nikmat Thalabul 'Ilm) melainkan akan berpaling qulub (hati-hati) dari kabilahku "Qobilah Al-Wadi'ah" , فجزاهم الله خيرا atas apa yang telah mereka lakukan dari melindungiku dan melindungi da'wah ini.

Dan saya yakin bahwasanya tidak ada tempat seperti di Damaaj(Yaman), kita bisa menulis apa yang kita lihat bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala ridla dengannya, dan kita bisa berkhutbah - apa yang kita lihat - bahwasanya perkara tersebut dapat memberikan manfaat untuk Islam dan kaum Muslimin. Dan mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala menutup amalan kita dengan kebaikan.

Dan inilah tanya jawab dari segala penjuru dunia, dan ini menunjukkan atas kepercayaan kaum Muslim kepada da'wah Ahlussunnah di negara Yaman, dan alhamdulillah telah tersebar sedikit banyak dari (kaset-kaset) muhadlarah dan tanya jawab atas pertanyaan orang-orang yang memohon fatwa. (disadur dari Muqadimah kitab "Tuhfatul Mujib"/Cetakan II-1423H / 2002M/ diterbitkan oleh : Daar el Athaar –Sana'a-Yemen).

والحـــــمدلله ربّ العالمــــــين

أبو عبد الرحمن مقبل بن هــادي الوادعي (غفرالله له وأسكنه الله فـسيـح جنته)

Soal :
Apakah Abdurrahman Abdul Kholiq seorang mubtadi' (ahli bid’ah, red) ?

Jawaban Syaikh Muqbil :
Iya dia seorang Mubtadi', kalau dia memang masih tetap menyeru kepada Hizbiyah, dan Rabbul 'Izzah berfirman di dalam Al-Qira'an Al-Karim :
{ واعتصموا بحبل الله جميعا ولا تفرقوا }
"Berpegang eratlah kalian dengan tali Allah dan janganlah kalian bercerai berai" [Al-Imron :103]

Kalau seandainya dari ahlil ilmi siapa yang mengatakan : “Sesungguhnya orang yang fanatik dengan madzhab yang empat atau salah satu darinya maka dia termasuk Mubtadi'”, seperti disebutkan oleh Al-Imam Shon'ani di dalam : "أرشاد النقاد إلى تيسير الإجتهاد"

Adapun fanatik untuk hizbiyah-hizbiyah yang rendahan seperti ini maka termasuk bid'ah, demikian pula dia memerangi saudaranya Ahlussunnah dan melecehkan mereka (Ahlussunnah), dan legimitasi dia kepada demokrasi dan yang mengingkari atas Ahlussunnah mereka tidak mengatakan dengan 'aml jama'i , maka dia adalah orang yang hilang akalnya, kalau begitu siapa yang mengingkari 'aml jama'i dan Rabbul 'Izzah berfirman di dalam Al-Qur'an Al-Karim :
{ وتعاون على البرّ و التقوى ولا تعاونوا على الإثم والعدوان }
" Dan tolong-menolonglah kalian dalam kebajikan dan ketaqwaan, dan janganlah kalian tolong-menolong di dalam berbuat dosa dan pelanggaran" [Al-Maidah :2].

(Al Irsyad Al Islamiyyah mengamalkan tata cara demokrasi dalam pemilihan pengurus, yayasan Al Sofwa banyak berhubungan dengan politikus, merestui pikiran politikus, ikhwani, red),

Dan Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda :" المؤمن للمؤمن كالبنيان يشدّ بعضه بعض "
"Antara Mu'min yang satu dengan Mu'min yang lain itu saudara seperti bangunan antara satu dengan yang lainnya saling menopang".

Akan tetapi di dalam batasan-batasan Al-Kitab dan As-Sunnah, bukan seperti apa yang di katakan : “Kami di perintahkan Amir (pemimpin) untuk mencukur jenggot-jengot kami, maka kami mencukurnya”, atau “Amir menyuruh kita untuk berpose dan berfoto ria maka kita berfoto ria”, dan lain sebagainya dari perkara-perkara yang haram.

Dan sesungguhnya saya bersyukur kepada Allah atas kebaikan yang ditetapkan-Nya di atas tangan-tangan da'i-da'i kepada Sunnah dari Ahlissunnah di negara Yaman. Keluarlah kalian kepada saudara-saudara kalian yang selalu mendapat suntikan dana (dari yayasan hizbiyyah, red), maka kalian dapati mereka ini mati tidak hidup (walaupun jasad mereka hidup). Mereka tidak terasa kapan mereka akan terjatuh dan mereka (da'i-da'i hizbiyun) sudah memprediksi bakal terjatuh.

Berbeda dengan da'i-da'i Ahlussunnah sesungguhnya mereka seperti apa yang di firmankan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam Al-Qur'an Al-Karim :
{ ألم ترى كيف ضرب الله مثلا كلمة طيبة كشجرة طيبة أصلها ثابة وفرعها في السماء , تؤتي أكلها كلّ حين بإذن ربها }
"Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik , akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya setiap musim dengan seizin Tuhannya". [Ibrahim : 24-25].

Dan Alhamdulillah da'wah Ahlussunnah tersebar luas di negara Yaman ataupun di luar negara Yaman, dan aku berikan kabar gembira telah datang kepadaku pertanyaan dari negara Inggeris, dan dari negara Amerika, dan dari negara Jerman dan masih banyak lagi dari negara-negara yang lainnya mereka banyak bertanya tentang Abdurrahman Abdul Kholik dan Jumi'yah Ihya' Turath.

Kami mentahdzir mereka dengan sebenar-benarnya tahdzir dari terjatuh ke dalam jaring-jaring mereka (hizbiyyun), kami katakan untuk mereka : “Mohonlah pertolongan kalian kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan berdakwahlah sebatas kemampuan kalian, bukanlah permasalahan terletak di harta, telah bersabar Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam atas lapar, pakaian sederhana dan sakit”. “Bersabarlah kalian berd'wahlah sebatas kemampuan kalian jangan jual da'wah kalian untuk fulan dan fulan.”

{Kitab "Tuhfatul Mujib" “Bersama Abdurrahman Abdul Kholiq”, soal nomor 8/halaman 175-176}.

Jawaban Syaikh Muqbil :
Dan telah kami katakan julukan yang pantas untuk Abdurrahman Abdul Kholiq adalah : Sulfaty", sin dan laam untuk salafiyah, to' dan ya' untuk demokrasi.

Seperti Abdurrahman Abdul Kholiq, kalau dia masih tetap keadaannya - seperti keadaannya yang sekarang -, maka sepantasnya untuk menyebutkannya dengan Al-Jarh tidak menyebutkannya dengan At-Ta'dil. Dan ketika dahulu dia masih di Madinah Ar-Rasul Shallallahu ‘alaihi wassalam dahulu, dia lurus (jalannya) begitu pula ketika permulaan dia di negara Kuwait.

Mereka orang-orang yang terjarh, dan Jumi'yah Ihya' At-Turats majruhah, sesungguhnya Jumi'yah ini telah memecah-belah da'i-da'i yang menyeru hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, begitu pula Jumi'yah Al-Hikmah Majruhah, dan Jumi'yah Al-Ikhsan Majruhah (keduanya di negara Yaman), begitu pula Al-Ikhwan Al-Muflisin.

Dan yang pertama kali menyeru kepada manhaj ini mereka adalah Al-Hizbiyun dari kelompok Sururiyyah dan Al-Ikhwan Al-Muflisin dan kelompok Jumi'yah Al-Hikmah dan kelompok Jumi'yah Al-Ikhsan.

{Kitab Tuhfatul Mujib : “Bersama Abdurrahman Abdul Kholik”, soal nomor 2/halaman 167}.