Sabtu, 19 Maret 2011

Sunnah-sunnah yang Dihidupkan oleh Imam Al-wadi'iy

Sunnah-sunnah yang Dihidupkan oleh Imam Al-wadi'iy

Syaikh Muqbil –rohimahulloh- di awal dakwahnya berada di lingkungan Syi’ah dan Rofidhoh, sehingga praktek ibadah yang dilakukan ummat waktu itu jauh sekali dari tuntunan syari’at yang benar. Oleh karena itu, beliau ketika mengamalkan dan menampakkan sunnah yang benar harus mengalami hambatan dan ujian yang tidak ringan, akan tetapi Allohlah yang memiliki dien ini dan Dia pula yang pasti menjaganya dan menolong orang yang ingin menegakkan dien-Nya.Maka dengan pertolongan Alloh, beliau berhasil memberikan perobahan total pada masyarakat secara keseluruhan di negeri Yaman. Maka bukanlah berlebihan kalau beliau dijuluki “Mujaddid” atas usaha yang beliau curahkan untuk Islam dan muslimin.
Setelah beliau menghadap Alloh, segala usaha pun dilanjutkan oleh kholifahnya Syaikh Yahya Al-Hajuri dengan tanpa merobah atau mengurangi apa yang telah berhasil ditegakkan bahkan beliau menambah menghidupkan beberapa sunnah yang belum sempat dihidupkan di zaman Syaikh Muqbil.


` Di sini kami paparkan sunnah-sunnah yang Syaikh Muqbil hidupkan dan tambahan-tambahan sunnah yang dihidupkan Syaikh Yahya, kami nukilkan kebanyakan masalah-masalah ini dari kitab Syaikh Abdul Hamid Al- Hajuri yang berjudul “Al–Bayanul-Hasan,” di antara sunnah tersebut terbagi dua bagian:


Bagian pertama masalah Aqidah dan Tauhid.


1)- Memurnikan `Aqidah ummat dari kesyirikan-kesyirikan dan aqidah sesat seperti menyembah kubur dan ekor-ekornya, sehingga sekarang di Yaman hampir-hampir musnah keyakinan-keyakinan seperti itu.

2)- Musnahnya kubah-kubah di atas kubur dan sesaji-sesaji untuk ahlil kubur.

3)- Menghapus sumpah atas nama selain Alloh.

4)- Memerangi perdukunan, santet, paranormal, dan yang sejenisnya.

5)- Menghapus nadzar, sesembelihan, atas nama selain Alloh.

6)- Mengajari ummat Tauhid Asma wa Shifat dan mengeluarkan mereka dari Aqidah Jahmiyah, Mu`tazilah dan Asy`ariyyah.

7)- Meyakinkan mereka adanya Syafa`at sebagai bantahan terhadap Mu`tazilah, Jahmiyah, Rofidhoh yang meniadakannya, dan beliau menetapkan bahwa syafa`at tersebut tidak terjadi kecuali dengan izin Alloh.

8)- Menerangkan dan memahamkan uluwwulloh (ketinggian Allah) bahwa Allah beristiwa di atas Arsy.

9)- Membasmi pemahaman muta’awwilah dan jahmiyyah dalam ru’yatullah (Allah bisa dilihat pada hari kiamat).

10)- Membasmi taqlid buta dan menjajah ummat untuk tunduk dan patuh kepada perintah Allah dan Rosul-Nya dengan memurnikan tauhid dan mutaba’ah.

11)- Memuliakan keluarga Nabi dan memujinya sesuai dengan batas dan syarat dengan mengucapkan shalawat dan salam untuk mereka.

12)- Memuliakan Shohabat Nabi keseluruhannya tanpa menyebutkan kejelekannya mereka.

13)- Membebaskan putri-putri Fatimiyyat dari cengkeraman tangan-tangan kotor Rofidhoh, sehingga putri-putri mereka banyak yang mendapatkan jodoh dari Ahlus-Sunnah yang sholeh walaupun bukan dari kalangan ahlul batil.

14)- Mendekatkan jarak antara shof.

15)- Mengeluarkan shof dari sela-sela tiang.

16)- Berlomba menuju shof pertama.

17)-Menyempurnakan shof terdepan kemudian belakangnya.

18)- Tidak mengucapkan suatu ketika.

19)- Sutroh untuk orang yang sholat.

20)- Sholat dengan mengenakan sandal.

21)- Mengangkat tangan untuk takbirotul ihrom dan isyarat dengan telunjuk kearah kiblat ketika tasyahhud.

22)- Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri (sedekap) ketika berdiri sholat.

23)- Do’a iftitah.

24)- Merendahkan suara ketika membaca;

(( بسم الله الرحمن الرحيم ))

dan untuk makmum dan imam.

25)- Melafadhkan “Amiin” setelah fatehah.


26)- Mendahulukan meletakkan tangan ketika sujud.

27)- Al-Ma’mum merendahkan suara takbir di belakang imam dan dibolehkannya mengeraskan (tabligh) kalau diperlukan.

28)- Duduk istirahat sebelum berdiri.

29)- Duduk iq’a yaitu dengan menegakkan kedua telapak kaki dan duduk (meletakkan pantat) di atas kedua tumit di antara dua sujud.

30)- Merapatkan telapak kaki ketika sujud.

31)- Merenggangkan jari-jemari tangan ketika sujud.

32)- Duduk tawarruk di tahiyyat terakhir.

33)- Sunnah tasyahhud.

34)- Bacaan Al-Fatihah di dua rokaat terakhir.

35)- Memanjangkan bacaan dalam sholat.

36)- Memperdengarkan beberapa ayat pada waktu Dhuhur dan Ashar.

37)- Menghadap ke arah makmum bagi imam seusai sholat.

38)- Sunnah dzikir seusai sholat.

39)- Memperdengarkan takbir seusai sholat.

40)- Sunnah sholat dua rokaat sebelum Maghrib.

41)- Bacaan sunnah untuk dua rokaat sebelum Shubuh rokaat pertama surat Al-Kafirun dan kedua surat Al-Ikhlash.

42)- Berbaring sebelah kanan setelah selesai dua rokaat fajar (sebelum Shubuh).

43)- Sholat di atas mimbar dalam rangka pengajaran.

44)- Bolehnya membawa anak kecil ke masjid.

45)- Duduk di tempat sholat sampai terbit matahari.

46)- Menunaikan sholat sunnah di rumah.

47)- Meniup angin (meludah tanpa mengeluarkan air ludah) ke sebelah kiri ketika ada was-was.

48)- Sholat malam sebelas rokaat (batas maksimal).

49)- Tidak perlu mengangkat tangan ketika do’a witir dan mencukupkan dengan do’a yang datang dari Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam.

50)- Dua rokaat ringan sebelum tarawih atau sholat malam.

51)- Beragam model dalam sholat malam.

52)- Sholat qoshor di safar.

53)- Sholat di atas kendaraan di safar.

54)- Sunnah sholat Dhuha.

55)- Sunnah qunut nazilah.

56)- Menghidupkan adzan yang syar’i.

57)- Mu’adzdzin menoleh ke kanan dan ke kiri ketika adzan mengucapkan حي على الصلاة dan حي على الفلاح.

58)- Adzan tepat waktu.

59( - Iqomah yang syar’i dalam pelafazhan dan waktu.

60) – Menjadikan dua muadzdzin dalam satu masjid.

61) – Satu adzan di hari jum’at.

62) – Menegakkan sholat Jum’at sesuai sunnah.

63) – Ucapan muadzdzin صلوا في رحالكم ketika turun hujan

64) – Tegaknya makmum perempuan di belakang laki-laki .

65) – Mengutamakan Imam yang paling banyak hafalannya.

66) – Bacaan surat As-Sajadah dan surat Al-Insan pada subuh hari Jum`at.

67) – Sujud tilawah pada tempatnya.

68) – Bersegera untuk berangkat ke masjid di hari Jum`at.

69) – Tak ada batasan jumlah makmum pada sholat Jum`at.

70) – Bolehnya meninggalkan sholat Jum`at bagi yang memiliki udzur.

71) – Mandi, memakai wangi-wangian dan siwak pada hari Jum`at sangat ditekankan.

72) – Imam langsung naik mimbar tanpa menunaikan sholat tahiyatul masjid terlebih dahulu.

73) – Pembukaan khotbah jum`at dengan khotbatul hajat.

74) – Mengarahkan telunjuk jarinya ke langit ketika khotbah.

75) –Memendekkan khotbah dan memanjangkan sholat.

76) – Para makmum mengarahkan badannya ke khotib dengan memutar badannya bagi yang tidak di hadapan imam.

77) - Sholat tahiyatul masjid bagi makmum walaupun Imam sedang berkhotbah.

78) – Imam membaca surat Qoof dari awal sampai akhir dalam khotbah.

79) – Sholat rowatib seusai Jum`ah.

80) – Sholat istikhoroh.

81) – Khotbah `Ied hanya sekali saja tanpa disela-selai duduk.

82) – Para wanita keluar menuju musholla `ied.

83) – Tidak perlu mengangkat tangan di sela-sela takbir sholat `ied.

84) – Berjalan cepat ketika membawa jenazah.

85) – Mengantar jenazah dengan tenang dan meninggalkan dzikir-dzikir bid`ah.


86) – Pengkafanan jenazah secara syar`i.


87) – Tempat berdiri imam pada sholat jenazah, baik jenazah laki-laki yaitu de arah kepalanya atau perempuan yaitu di arah perutnya.


88) – Tidak perlu mengangkat tangan ketika takbir pada sholat jenazah kecuali di awal takbir saja.

89) – Menunaikan sholat jenazah diwilayah pemakaman bagi yang terlambat.

90) – Meratakan kubur dan tidak meninggikannya dan tidak pula menulisinya.

91) – Doa nabi sebelum beranjak dari lokasi kubur : استغفروا لأخيكم واسألول له الثبات فإنه الآن يسأل.

92) – Haramnya berjalan, duduk, dan membuang hajat di atas kuburan.

93) – Haramnya berjalan di antara kubur dengan memakai sandal.

94) – Sholat ghoib bagi yang belum disholati di negrinya,

95) – Sholat khusuf sesuai dengan syariat.

96) – seruan muadzdzin ketika sholat khusuf : الصلاة جامعة

97) - Bersegara berbuka puasa dan mengakhirkan sahur.

98) – Sunnah–sunnah dalam pembangunan masjid.

99) – Membuat mimbar tiga derajat.

100) – Menghidupkan masjid dengan ta`lim dan halaqoh-halaqoh dzikir.

101) – Mendirikan kemah di masjid bagi para peserta I’tikaf.

102) – Larangan menghiasi masjid.

103) – Ketegasan beliau dalam masalah kubah dan menara masjid.

104) – Haramnya berjabatan tangan dengan wanita yang bukan mahromnya.

105) – Menyebarkan salam siang malam.

106) – Sunnah makan, minum, mengambil, member dan menerima dengan tangan kanan, dan memulai memakai sandal juga dengan kaki kiri.

107) - Minum dengan duduk.

108) – Bernafas di luar tempat minum tiga kali.

109) – Sunnahnya siwak.

110) – Menyemir rambut dengar pacar selain warna hitam.

111) – Memelihara dan membiarkan jenggot panjang tanpa mencukurnya.

112) – Memanjangkan rambut sampai bahu.

113) – Mengenakan `imamah (sorban).

114) – Memakai rida ( semacam baju besar atau selendang, atau shyal).

115) – Membiasakan bergamis putih.

116) – Memakai sarung atau sirwal dalam gamis di atas mata kaki atau sampai betis.

117) – Syariat berhijab bagi perempuan.

118) – Mencuci telapak tangan ketika bangun tidur sebelum dicelupkan ke dalam bejana.

119) – Mandi junub secara syar`i.

120) – Bertasbih ketika turun dan bertakbir ketika naik (menanjak) dalam perjalanan.

121) – Sunnah memulai safar pada hari Kamis.

122) – Bolehnya berbuka puasa bagi musafir ,menyusui dan hamil.

123) – Doa apabila singgah di suatu tempat.

124) – Doa masuk suatu desa.

125) - Mu’anaqoh (berpelukan) ketika datang dari safar (bukan ketika mau safar).

126) – Dzikir–dzikir dalam safar.

127) – Adzan di perjalanan.

128) - Doa لا باس طهور إن شاء الله ketika menjenguk orang sakit.

129) – Mendoakan orang sakit sesuai syariat.

130) – Banyak shoum bagi yang masih membujang.

131) – Mendidik ummat agar menjadi dermawan.

132) – Meletakkan telapak tangan di mulut ketika menguap.

133) – Doa kembali dari safar.

134) – Cerai tiga dalam satu majlis dihitung satu.

135) – Mentaati pemerintah yang bukan ma`siat.

136) – Melakukan wudhu atau mandi ketika ada yang terkena `ain. (sejenis sihir melalui pandangan mata dengki)

137) – Mengajari ummat ruqyah yang syar`i.

138) – Menghidupkan manhaj salaf.

139) – Memerangi ahli bid`ah.

140) – Menghidupkan Ilmu jarh watta`dil.

141) – Menghidupkan Ilmu sanad.

Tambahan sunnah yang dihidupkan oleh syaikh Yahya Al-Hajury -hafizhohulloh- (bukan berarti hal itu tidak dilakukan oleh Imam Al Wadi’y -rohimahulloh-).

– Melakukan sholat tarowih seusai sholat Isya` pada malam 27 romadhon.

- Menghidupkan lafadz sunnah adzan

فمن قعد فلا حرج ketika malam sangat dingin sebagaimana tersebut dalam hadits Nu’aim An-nahham -rodhiyllohu ‘anhu- di shohih musnad.

- Menghidupkan sunnah sujud tilawah ketika melewati ayat sajadah dalam khotbah.

– Membuat Thobaqot (daftar peringkat para penuntut ilmu dari yang tertinggi sampai ke para mubtadi’ah).

- Menghidupkan system belajar dan mengajarnya perempuan di rumah.

– Anjuran untuk memperbanyak sholat dhuha, bahwasanya sholat dhuha tidak terbatas jumlah rokaatnya, sebagaimana tarjih dari Imam An Nawawy dan sebagian imam yang lain –rohimahumulloh-.

– Perhatiannya yang sangat, dalam Al-Qur`an baik dalam bacaannya atau dalam hafalannya atau dalam tafsirnya atau dalam beramal dengannya.

- Anjuran beliau untuk tetap duduk di tempat sholatnya sampai selesai dzikir-dzikir yang syar`i (terutama seusai sholat fajar sampai terbit matahari, kemudian sholat dua roka`at atau empat reka’at).

– Anjuran beliau untuk meringankan mahar.

– Tidak menunda nikah bagi yang telah mampu.

– Menikah ta`addud empat .

– Memisah tempat tinggal masing-masing istri di rumah tersendiri.

– Berlomba – lomba mencari lailatul qodar.

- Giat beribadah, baik dalam sholat atau shoum atau yang lainnya.

– Perhatian beliau dalam pendidikan anak-anak.

– Larangan beliau bagi yang masih kuliah di jami`ah ikhthilathiyyah untuk tetap berada di Dammaj.

– Ketegasan beliau dalam larangan jam`iyah (yayasan) dan tasawwul.