Rabu, 01 September 2010

Fakta kegagalan hizbi mar’i

Sekilas Kisah Kegagalan Dakwah Hizbiyyah
‘Abdurrohman Al- Adani di Yaman
Pelajaran buat AhlusSunnah di Indonesia
Penulis:
Abu ‘Abdillah Adib bin Ahmad s

Darul Hadits Dammaj

Diambil dari tulisan:
Asy-Syaikh Muhammad Ba Jamal s
Abu Ishaq Asy Syabami s
Abu ‘Abdirrohman Bin Ahmad Ba ‘Abbad s
Penerjemah:
Abu ‘Abdillah Adib bin Ahmad s
Editor:
Tim Editor RA Media Ngawi
Penerbit:
RA Media, Masjid Al-Furqon Beran Ngawi
Desain Sampul:
Abu Ayyub


Muqoddimah Penerjemah
إِنَّ الحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهِ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أما بعد:
Segala puji bagi Alloh q yang masih selalu melindungi dakwah Ahlus Sunnah dan markiz induk Ahlus Sunnah di Dammaj pada khususnya, dari makar-makar kuffar, zanadiqoh ,munafiqun dan hizbiyyin dan lain-lain.
Ini semua tidak lain hanyalah pertolongan Alloh semata. Tidak berapa lama waktu yang lalu, telah beberapa kali makar-makar mereka tujukan pada Ahlus Sunah di markiz induknya Dammaj. Serangan demi serangan dari hizbiyyin bertubi-tubi, dan yang terakhir adalah dari hizbinya ‘Abdurrohman Al-Mar’i dan ‘Abdulloh Al-Mar’i.
Ahlul Bid’ah yang lain tidak ketinggalan pula untuk menjatuhkan markiz induk Ahlus Sunnah ini. Yaitu gerakan Zanadiqoh Rofidhoh. Peluru-peluru dan mortir-mortir mereka hujankan ke markiz ini akan tetapi Alhamdulillah Ahlus Sunnah tidaklah gentar dan sedih karena mereka meyakini apa yang Alloh q firmankan dalam kitab-Nya:
         
‘‘Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, Padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” [QS. Ali ‘Imron:139]
Dan meyakini ini adalah takdir Alloh q yang dijanjikan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman:
                   
‘‘Dan tatkala orang-orang mukmin melihat golongan-golongan yang bersekutu itu, mereka berkata : “Inilah yang dijanjikan Alloh dan RosulNya kepada kita”. dan benarlah Alloh dan RosulNya, dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali keimanan dan ketundukan.” [QS.Al-Ahzab:22]
Mereka menyerahkan dan berpasrah diri kepada Alloh q tidak ada perlindungan kecuali kepada Alloh q:
 •    •   
‘‘Wahai Nabi, cukuplah Alloh (menjadi Pelindung) bagimu dan bagi orang-orang mukmin yang mengikutimu.” [QS. Al-Anfal:64]
Saat ini -segala puji bagi Alloh- Alloh q telah tersingkir makar-makar mereka, kondisi telah tenang dan kondusif . Semua ini adalah cobaan dari-Nya yang apabila hamba-Nya bersabar dan mengharapkan pahala dari Alloh q, Alloh q akan mengangkat derajatnya.
      
‘‘Dan Sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kalian agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad di antara kalian serta orang-orang yang bersabar. [QS. Muhammad:31]
Setelah bombardir yang dilancarkan oleh Rofidhoh terhadap markiz ini reda, Alloh q angkat namanya dan bukakan hati orang-orang yang dulunya tertutup tentang Dammaj untuk mengenal apa yang ada di Dammaj.
Tamu-tamu dari penjuru Yaman berdatangan dan yang terakhir kali berkunjung (waktu akhir penulisan tulisan ini), rombongan dari Aden yang dipimpin oleh Asy-Syaikh Ahmad bin ‘Ustman Al-‘Adani s mereka sekitar empat belas bus.
Kita tidaklah berbangga diri dengan banyaknya orang, tetapi yang patut di syukuri adalah terbukanya hati orang-orang yang sebelumnya tidak mengenal markiz ini dan kerinduan Ahlus Sunnah di pelosok Yaman untuk menengok saudara-saudaranya di Dammaj.
Dilain pihak anak durhaka yang telah menyempal dari induk markiz salafi di Yaman (‘Abdurrohman dan ‘Abdullah Al-Hizbiyan), semakin tenggelam dan dijauhi oleh Ahlus Sunnah di Yaman. Rombongan tamu dari ‘Aden tersebut menyebarkan selebaran yang berisi tentang kondisi hizbiyyahnya ‘Abdurrohman yang memilukan dan terhina.
Melihat apa yang terjadi di Yaman dari kemajuan yang sangat berarti ini dan melihat kondisi di Indonesia yang sebaliknya, Ana berkeinginan untuk menerjemahkan selebaran tersebut agar bisa diambil pelajaran bagi Ahlusunnah di Indonesia -insya Alloh-.
       
‘‘Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.” [QS. Yusuf:111]
Sungguh memilukan kondisi dakwah salafiyah di Indonesia. ‘Abdurrohman dan ‘Abdulloh Al-Mar’i yang telah jelas kehizbiyannya dan telah banyak ditinggalkan Ahlus Sunnah di Yaman masih dielu-elukan dan dipuja-puji.
Bahkan terakhir ‘Abdulloh diundang ke Indonesia untuk dakwah (menurut mereka tapi yang sebenarnya merusak dakwah), Apakah yang menyebabkan hal tersebut? Apakah mereka hanya membebek Asatidzahnya yang hanya mengikuti hawa nafsunya?
Apakah mereka tidak mengambil pelajaran dari kasus-kasus sebelumnya seperi kasus laskar jihad yang telah menjerumuskan mereka kepada Hizbiyyah Khowarij?. Tidakkah mereka ingat perkatan Rosululloh y :
$لاَ يُلْدَغُ المُؤْمِنُ مِنْ جُحْرٍ وَاحِدٍ مَرتَيْنِ#.
‘‘Tidaklah (pantas) bagi seorang mukmin untuk terjungkal dalam lubang yang sama dua kali.” [HR. Al-Bukhori (no.6133) Muslim (no.2998) dari Abu Huroiroh z]
Wahai Ahlus Sunnah jagalah agama kalian, karena itu adalah modal utamamu. Jangan biarkan untuk ditarik kesana-kemari demi kepentingan hawa nafsu segelintir orang.
Istiqomahlah dalam Sunnah, ikuti dalil jangan hanya mengikuti kemauan orang tanpa hujjah. Seseorang dianggap dan dimuliakan sesuai dengan kadar teguhnya dia dalam memegang Sunnah. Seseorang dikenal dengan Al-Haqnya dan bukan Al-Haq dikenal dengan orang.
Semoga Alloh q memberikan taufiq dan hidayah kepada kita semua terutama salafiyin di Indonesia dan menjaga dakwah salafiyah dari makar-makar hizbiyyin.
Selanjutnya, inilah terjemahan tersebut kami sajikan untuk seluruh Ahlusunnah di Indonesia.
Bab pertama:
Bukti-Bukti Keterkaitan Dan Hubungan ‘Abdurrohman Al -Adani Dengan Para Pengikut Abul Hasan Al-Mishry
Celaan Terhadap Alim Yaman Dan Markiz Induk Salafiyin
Telah datang banyak pertanyaan dari ikhwan kita dari berbagai penjuru berkaitan dengan kondisi yang buruk tentang kedatangan ‘Abdurrohman Al-‘Adani ke Wadi Hadromaut 11 Robi’ul Akhir 1431 H, maka kami katakan sebagai jawaban tentang masalah ini dan semoga Alloh q memberi taufik.
i. Kami kabarkan kepada ikhwan Ahlus Sunnah disetiap tempat bahwa dakwah kami di Wadi Hadromaut dalam kondisi yang baik -hanya kepada Alloh segala puji dan karunia-. Ikhwan kalian menyambut dan menerima Sunnah, belajar agama, menyebarkan kebaikan dan istiqomah dalam Al Haq, tidak peduli dengan orang-orang yang terfitnah dan para hizbiyyin. Barang siapa yang datang ziaroh ke Wadi ini akan tahu kondisi tersebut dengan yakin. Ini semua karena krunia Alloh q semata kepada kami dan kami memohon kepada-Nya tambahan karuniaNya.
ii. ‘Abdurrohman Al-‘Adani Al-Maftun telah datang ke Wadi Hadromaut dan mayoritas Ahlus Sunnah atau bisa dikatakan semua Ahlus Sunnah kecuali sejumlah kecil yang dapat dihitung dengan jari tidak mengetahui kedatangannya. Dilain pihak para pengikut Abul Hasan mengetahuinya bahkan mengiklankan dibanyak tempat di masjid-masjid mereka dengan ditempel iklan tersebut. Cobalah kamu lihat bagaimana Abdurrohman mendapat kehormatan seperti ini dari hizbiyyin? Apa sebabnya, padahal dia dulunya terlarang dan terusir (oleh hizbi Abul Hasan)? Apakah kamu lihat bahwa sebabnya karena dia mentahdzir mereka? Atau sebabnya karena dia membenci mereka? Atau sebabnya karena munculnya bantahan-bantahannya terhadap mereka? Kami tidak mendapatkan sebab yang sebenarnya dari penghormatan dan penghargaan seperti ini kecuali karena bersatunya mereka dalam satu kata yaitu peperangan mereka terhadap Darul Hadits Dammaj dan permusuhannya terhadap pengganti Al-Imam Al-Wadi’i t -yaitu Syaikhuna Penasehat Yang Terpercaya Al-Mujahid Yahya Bin ‘Ali Al-Hajuri- -semoga Alloh senantiasa melindunginya-. Demi Alloh inilah yang Nampak yang mereka saling kasih sayang diantara mereka. Adapun yang tersembunyi dalam hati mereka hanyalah Alloh q yang tahu.
iii. Bagi Ahlus Sunnah dimanapun mereka berada, perlu diketahui bahwa permusuhan para pengikut Abul Hasan terhadap Syaikh kita Abu ‘Abdirrohman Yahya Al-Hajuri s serta murid-muridnya tidaklah sebanding dengan permusuhan mereka terhadap yang lainnya dari Ahlus Sunnah. Buktinya mereka ditempat kami menjuluki orang-orang yang membid’ahkan Abul Hasan dan mentahdzir darinya dengan gelar Al-Hajuriyyin bukan dengan gelar Ar-Robi’iyyin atau yang lainnya. Oleh karena itu, pada akhir-akhir ini kamu akan mendengar sebagian dari mereka kembali kepada Sunnah dan meninggalkan Abul Hasan -menurut persangkaan mereka- setelah mereka melihat bahwa taubat mereka ini diterima walaupun tidak memenuhi syarat-syarat syar’i sebagaimana yang tercantum dalam perkataan Alloh q:
    •     
‘‘Kecuali mereka yang telah taubat dan Mengadakan perbaikan dan menerangkan (kebenaran), Maka terhadap mereka itulah aku menerima taubatnya.” [QS. Al-Baqoroh:160]
Dan yang lebih mengherankan, sebagaimana yang sampai kepada kita, sebagian orang awam berkata kepada sebagian Ahlus Sunnah: “Dimanakah kalian sewaktu adanya muhadhoroh ditempat kami yang disampaikan oleh salah seorang Hajury dari kalian!!!”. Hal ini membuktikan bahwa permusuhan Hizbiyyun baik itu dari para pengikut Abul Hasan atau yang lainnya ditujukan kepada Syaikh kita Abu ;Abdirrohman Yahya Al-Hajuri -semoga Alloh memberikan barokah padanya dan waktunya- dan para muridnya serta Darul Hadits was Sunnah di Dammaj.
iv. Wahai Ikhwah! ‘Abdurrohman telah datang ke Wadi Hadromaut dan telah menyaksikan sendiri bahwa dakwahnya dikalangan Ahlus Sunnah telah gagal. Akhirnya dia merangkul dan menjalin hubungan erat dengan musuh-musuh markiz orang tuanya (Darul Hadits Dammaj yang dirintis oleh Imam Al-Wadi’i t -Pent-) sungguh tepat apa yang dikatakan oleh Rosululloh 
$المَرْءُ عَلَى دِيْنِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِل#.
‘‘Seseorang itu diatas agama rekannya, maka lihatlah dengan siapakah dia bergaul.” [HR. Abu Dawud (no.4833) At-Tirmidzi (no.2378) dari Abi Huroiroh z]
v. Termasuk dari kehinaan ‘Abdurrohman Al-Adani yang telah tercatat dalam lembaran sejarahnya, adalah jatuhnya dia dalam rangkulan para pengikut Abul Hasan dan perilaku para pengikutnya yang tidak mau menolongnya. Inilah balasan dari perbuatannya. Maka jangan kamu percayai orang yang mengatakan: (yang menghadiri muhadhorohnya sejumlah besar Ahlussunah). Demi Alloh tidaklah yang memperbanyak barisannya kecuali para pengikut Abul Hasan, Al-Hizbiyyun, yang sepemikiran dengannya, atau orang-orang yang tertipu dengannya. Jika dia mengingkari kemudian berbicara dengan lisannya dan menulis dengan tangannya yang berbeda dengan kenyataan ini, maka dia adalah pendusta, membikin-bikin sesuatu yang tidak ada padanya.
Demi Alloh, kita bukan termasuk orang-orang yang tertipu dengan banyaknya orang, bahkan Ahlussunah mentahdzir itu semua dengan keras. Akan tetapi merupakan suatu bentuk kehinaan apabila seseorang diatas kebathilan padahal dia sangat lemah.
Jika dikatakan: sebab kedatangan ‘Abdurrohman di masjid-masjidnya para pengikutnya Abul Hasan dan Al-Hizbiyyin adalah sebab kalian, kenapa kalian tidak menyambutnya?. Maka kita katakan:
Pertama: kita tidak menerima Ahlu Fitnah dan Hizbiyyah, kita hanya menerima orang-orang yang bersih (dari fitnah dan hizbiyyah –pent-) dan terpilih. Berkata ‘Umar Bin Al-Khotthob  sebagaimana dalam Shohih Al-Bukhori:
“إن أناسا كانوا يؤخذون بالوحي في عهد رسول الله  وإن الوحي قد انقطع وإنما نأخذكم الآن بما ظهر لنا من أعمالكم فمن أظهر لنا خيرا أمناه وقربناه وليس إلينا من سريرته شيء الله يحاسبه في سريرته ومن أظهر لنا سوءا لم نأمنه ولم نصدقه وإن قال إن سريرته حسنة”.
‘‘Dahulu orang-orang pada zaman Rosululloh y dinilai dengan wahyu, sedangkan wahyu telah terputus. Sekarang kita menilai kalian dengan apa yang nampak bagi kita dari perbuatan kalian, maka barangsiapa yang menampakkan kepada kita suatu kebaikan maka kita percayai dan kita gauli dia, dan adapun apa yang tersembunyi dalam hatinya Allohlah yang akan memperhitungkannya. Dan barang siapa yang menampakkan kepada kita suatu kejelekan maka kita tidak akan mempercayainya dan tidak akan membenarkannya walaupun dia mengatakan “hatinya baik”.
Kedua: seandainya ‘Abdurrohman bersemangat diatas dakwah Ahlussunah, menjaga Ukhuwah (persaudaraan) –seperti anggapannya- tentulah dia tidak akan membikin fitnah yang terjadi saat ini dan tidak akan mengadakan muhadhoroh ditengah-tengah Hizbiyyin. Ini menunjukkan bahwa anggapannya hanya omong kosong belaka, kenyataanlah yang mendustakannya dan setiap orang yang masih punya jiwa keadilan akan membantahnya.
(setelah ini terdapat syair yang menjelaskan tentang perjalanan ‘Abdurrohman Al-Maftun ke Wadi Hadromaut, sengaja Ana tidak terjemahkan. Pent) –
Ditulis :
Abu ‘Abdillah Muhammad Bin ‘Abdillah Bin ‘Abdurrohman Ba Jamal
Selasa petang 21 Robi’uts Tsani 1431 H

Bab kedua:
Tiga Kehinaan Yang Didapatkan ‘Abdurrohman Di Wadi Hadhromaut


الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه, أما بعد:
Tiga poin kehinaan yang telah didapatkan ‘Abdurrohman di Wadi Hadromaut.
Point pertama: Muhadhoroh pertama yang hadir para pengikut Abul Hasan karena muhadhorohnya diadakan dimasjid mereka dan mereka membangga-banggakannya. Kemudian para pengikut Abul Hasan tersebut memintanya untuk mengadakan muhadhoroh sekali lagi, maka takutlah ‘Abdurrohman dari tumpukan-tumpukan ‘aib yang akan menimpanya. Dan berkatalah pembawa acara: “Al-Faqih” meminta udzur kepada mereka.
Point kedua: Hari kedua setelah sholat asar ‘Abdurrohman berbicara dimasjid tanpa ijin, tanpa iklan dan tanpa persiapan. Sebenarnya para pengikut ‘Abdurrohman telah berusaha agar muhadhorohnya diiklankan dimasjid ini, namun hal itu tidak tercapai. Dan seandainya mereka mampu untuk memecah belah antara ikhwan di Wadi tentulah mereka akan melakukannya, akan tetapi mereka tidak mendapat celah tersebut. Ikhwan di Wadi telah dapat mengambil pelajaran yang berharga dari fitnahnya Abul Hasan. Nabi y telah bersabda:
$لاَ يُلْدَغُ المُؤْمِنُ مِنْ جُحْرٍ وَاحِدٍ مَرتَيْنِ#.
‘‘Tidaklah (pantas) bagi seorang mukmin untuk teperosok dalam lubang yang sama dua kali.” [HR. Al-Bukhori (no.6133) Muslim (no.2998) dari Abu Huroiroh z].
Wahai Abdurrohman, kamu telah melemparkan dirimu dalam lubang kebinasaan dan kehinaan. Hal ini disebabkan diri kamu sendiri. Tidak ada cara lain bila kamu ingin kemuliaan kembali kecuali dengan taubat dan kembali kepada Alloh q dari kejahatan yang telah kamu perbuat. Jika kamu tidak mau dan berpaling maka kamu akan tertinpa musibah yang disebabkan oleh dosa-dosamu.
           •   ••  
“Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Alloh), Maka ketahuilah bahwa Sesungguhnya Alloh menghendaki akan menimpakan mushibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. dan Sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik.” [QS. Al-Maidah:49]
Point ketiga: Malam kedua berselang sekitar satu jam setengah muhadhoroh diadakan disuatu mesjid milik pengikutnya –di ‘Aenat-, dia terkejut dengan sedikitnya orang yang hadir, -persaksian orang yang menyaksikannya dan sebagian orang yang sholat disitu-, tidak lebih dari setengah mesjid dan kebanyakannya adalah anggota jamaah mesjid tersebut. Orang-orang yang hadir dimuhadhorohnya tidak seperti orang-orang yang hadir pada muhadhoroh seorang tholabul ilmi dari kami di Wadi. Tahulah ‘Abdurrohman bahwa dia tidak punya tempat dan posisi di Wadi Hadromaut. Masyarakat sangat heran dengan minimnya para hadirin dalam suatu muhadhoroh yang diisi oleh seorang yang dikatakan sebagai ‘Ulama besar.
Masyarakat telah tahu begitu pula dia bahwa tidak ada tempat baginya di Wadi Hadromaut. Hal ini dinyatakan sendiri oleh pembawa acaranya dalam muhadhoroh tersebut: bahwa ‘Aenat tidak seperti tempat-tempat yang lain yang cocok bagi ‘Ulama –menurut nya-.
Dan yang dimaksud olehnya adalah Salim Ba Muhriz, ‘Abdullah Al-Mar’i, ‘Abdurrohman Al-Mar’i dan Yasin Al-Adani. Adapun tempat-tempat yang lain mereka telah membersihkan mesjid mereka untuk dijadikan sarang orang-orang yang membuat bid’ah.
Abu Ishaq Asy Syabami: www.aloloom.net
13 Robi’ul Akhir 1431 H.

Bab ketiga:
Suatu makar tidak akan bermanfaat setelah terbongkarnya kedok dan aib:

الحمد لله رب العالمين وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبد ورسوله أما بعد:
Setelah terbongkar kedok dan ‘aib ‘Abdurrohman beserta para pengikutnya di Wadi Hadromaut, mereka berusaha menutupinya dengan membikin suatu akal-akalan dengan bentuk pertanyaan tentang Abul Hasan dan “Al-Faqih” menampakkan bantahan terhadapnya.
Ini terjadi di salah satu mesjid yang dipegang pengikutnya. Maka kami katakan kepada “Al-Faqih”, akal-akalan ini tidak bermanfaat bagimu wahai ‘Abdurrohman. Yang kami harapkan kamu membantahnya ditengah-tengah para pengikut Abul Hasan baik di Al-’Aqod dan di Syabam. Seandainya dia melakukannya disana, tentulah dia akan dilengserkan dari kursi sebagaimana pernah juga salah satu pengikutnya dilengserkan dari kursi yang sama satu bulan sebelumnya, ketika dia menyebutkan para masyaikh di Yaman dan tidak menyebutkan syaikh mereka Abul Hasan. Salah satu cara untuk keluar dari kesulitan yang kamu sendiri telah terjerumus ke dalamnya adalah taubat kepada Alloh q, kembali kepada Al-Haq dan menjalankan adab bersama Ahlus Sunnah san ‘Ulamanya.
Abu Ishaq Asy Syabami: www.aloloom.net

Bab Keempat:
Keanehan-Keanehan Yang Tidak Ada Habisnya……

Apa yang terjadi pada syaikh mereka di daerah sekitar pantai dari keanehaan yang tidak disangka-sangka sebelumnya. Dahulu jika dia datang disiapkan baginya segala macam bentuk penghormatan, tapi sekarang kami tidak melihat adanya sambutan bahkan tidak ada iklan muhadhorohnya mereka yang diadakan di Ad-Diis Asy Syarqiyah.
Kemudian tampillah pembawa acara sebelum (Asy-Syaikh yang terhormat!!). selanjutnya seperti biasanya: (Asy-Syaikh capek), berbicara sebentar, lalu menjawab sebagian pertanyaan, kemudian selesai.
Setelahnya muhadhoroh di Qushoi’ar dan seperti yang telah aku kabarkan bahwa yang hadir di masjid Ad-Diis Asy-Syarqiyah segelintir orang saja tidak lebih dari empat shof, sedangkan masjid tidaklah besar. Kebanyakan yang hadir adalah pengikut Abul Hasan. Kemudian seperti biasanya (Asy-Syaikh capek), tidaklah berbicara kecuali sekitar sepuluh menit pun sudah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan. Pembicaraannya sama dengan apa yang dikatakan di Ad-Diis Asy-Syarqiyah. Demi Alloh sungguh mengherankan, dimanakah dia ‘Abdurrohman yang dulu jika muhadhoroh semangat dan bermuka ceria. Adapun sekarang wajahnya seperti orang mencret, berpenyakitan dan loyo. –segala puji bagi Alloh atas kemulian Sunnah-.
Lihat kondisi kalian yang telah berubah dan pikirkan baik-baik keadaan kalian yang telah jauh dari pelajaran-pelajaran dan ‘ilmu yang bermanfaat. Demi Alloh tidaklah bermanfaat bagi kalian baik itu si Fulan atau si ‘Allan yang telah membikin talbis kepada kalian. Hendaklah setiap orang dari kalian duduk sendiri, merenungkan kondisinya sebelum dia dihadapkan kepada Alloh q sendirian dan ditanya tentang perubahan yang terjadi padanya. Saya telah tulis pembahasan -yang telah lewat- tentang perubahan kondisi kalian yang sesuai dengan kenyataan yang ada sebagai pelajaran bagi orang yang mau mengambil pelajaran, dan itu dapat dipercaya.
Demi Alloh kita sangat merasa kasihan melihat kondisi kalian yang sangat buruk. Janganlah kalian fanatik buta terhadap pembesar-pembesar kalian (Ustadz-ustadz kalian ataupun para ‘Ulama, semuanya harom bagi kalian. Pent). Sesungguhnya -demi Alloh- dia akan menyelisihi kalian terhadap apa-apa yang kamu dilarang darinya dan tidak memberitahukan kalian. Kalian akan mengetahui kebenaran perkataanku ini jika Alloh q menghendaki.
              
“Kelak kamu akan ingat kepada apa yang kukatakan kepada kamu. dan aku menyerahkan urusanku kepada Alloh. Sesungguhnya Alloh Maha melihat akan hamba-hamba-Nya.” [QS. Ghofir:44]
Ini hanyalah sekedar nasehat, yang mana saya tidaklah dipersiapkan untuk itu, tapi keadaanlah yang mengharuskannya. Allohlah tempat meminta pertolongan.
Ditulis:
Abu ‘Abdirrohman Bin Ahmad Ba ‘Abbad: www.aloloom.net

Bab Kelima:
Kejanggalan-Kejanggalan Yang Menghinakan ‘Abdurrohman Al-Adani Di Wadi Hadromaut

الحمد لله رب العالمين وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله صلى الله عليه وآله وسلم أما بعد:
Sebagian kejanggalan-kejanggalan yang menghinakan yang dihadapi ‘Abdurrohman di Wadi Hadromaut dan ini terhitungan sebagai point keempat. Disana masih banyak point-point yang lain tapi yang terpenting dan termasuk yang terburuk atau yang terjadi dikota di kota Saah. Terangkum dalam tiga point dan penutup.
Point pertama: tiba dikota tersebut pada waktu Dzuhur dan terlambat sholat. Setelah sholat, seandainya kamu lihat kondisinya saat itu tentu kamu akan menangis, seorang “Al-Faqih” yang terbayang adalah berdesakan pemuda-pemuda dan masyarakat untuk menyambutnya sepeti sebelumnya. Telah memberikan kabar kepadaku sebagian pelajar yang menyaksikan kejadian tersebut: (tidak ada yang mendatanginya kecuali dua atau tiga orang saja, dan dia mengatakan demi Alloh keadaanya sangat patut dikasihani). Dimanakah Salafiyun?! Jawabannya: Salafiyun dikota ini masih tetap salafi, bau busuk fitnahmu wahai ‘Abdurrohman tidak sampai pada mereka.
Mereka -segala puji bagi Alloh- tetap istiqomah. Kami tidak mengetahui dikota ini satupun pengikut hizbinya ‘Abdurrohman dan ‘Abdullah Al-Mar’i kecuali satu orang saja. Itupun tidak jadi masalah karena dia adalah orang yang dungu sebelum dan sesudahnya. Maka keluarlah ‘Abdurrohman dari masjid itu seperti orang-orang yang lainnya yang turun sejenak dari perjalannya untuk sholat. Masyarakat tidak mengetahui kedatangannya, tidak ada yang mengiklankan dan kebanyakan masyarakat tidak mengetahuinya kecuali setelah perginya dia dari kota Saah. Sungguh kasihan terhadap apa yang di dapatkan ‘Abdurrohman di Wadi.
Point kedua: di suatu perjamuan makan ditempat orang awam, ‘Abdurrohman tidak menjumpai satu orang pun dari tholabul ‘ilmi, para da’i dan para pemuda yang dulu dia jumpai. Akhirnya dia tidak tahan untuk bertanya, dimanakah fulan dan fulan? –mereka menyangka bahwa mereka telah terjerat dalam fitnahnya-. Kemudian mereka menghubungi sebagiannya: “Al-Faqih” menanyakanmu. Telah memberikan kabar khotib mesjid As-Sho’iqoh bahwa mereka menghubunginya pula dan berkata padanya: “Al-Faqih” menanyakanmu. Kemudian dia berkata kepada mereka: (saya sibuk dan tidak akan datang). ‘Abdurrohman menjadi “gila”, sampai-sampai di kota Saah pun tidak ada pengikutnya. Kesimpulannya wahai ‘Abdurrohman tidak ada tempat bagimu di Al Wadi dan janganlah kamu jadi orang yang rakus. –(setelahnya syair sengaja Ana tidak terjemahkan)-.
Ketika Ahlus Sunnah di Al Wadi meninggalkan dan menjauhinya, kalimat yang sering dia dengung-dengungkan adalah “persaudaran”, “kecintaan”, “kasih sayang” dan “persatuan” …… rintihan Ahlul Hawa kepada Ahlus Sunnah. Demikianlah perkataannya ketika di Saah sebagaimana kabar yang Aku terima dari orang-orang yang menyaksikannya.
Point ketiga: telah berkata kepadaku sebagian ikhwah yang menyaksikan kejadian, setelah sholat ashar Abdurrohman menunggu sebentar, dia menyangka akan ada salah satu orang dari penduduk setempat yang menyambutnya dan mempersilahkannya. Tapi sungguh sayang, sangkaannya tersebut meleset tidak ada satupun yang menyambutnya. Kemudian dia berdiri dan berbicara tanpa perkenalan dan sambutan. Al-Akh tersebut berkata kepadaku: setelah berbicara dan melihat tidak ada satupun yang mendatanginya akhirnya dia berdiri sendiri dan mendatangi jama’ah yang ada di mesjid dan menyalami mereka, sampai akhirnya dia keluar dari masjid dengan terhina. Sebagian pengikutnya telah berusaha melobi khotib masjid untuk menyambutnya tapi tidak mau.
Penutup: Saya sangka, setelah kehinaan-kehinaan yang didapatkan di Wadi, ini adalah akhir kunjungan dia ke Wadi Hadromaut. Sepertinya dia tidak akan berpikir untuk melakukan kunjungan lagi kecuali dalam tiga hal:
Hal pertama: Untuk tujuan bisnis dan jual beli seperti yang dilakukan oleh ‘Abdulloh Al-Mar’i (sungguh sayang seorang hizbi dan bisnisman seperti ini disambut dengan gegap gempita dan dielu-elukan sebagai seorang ‘alim di Indonesia. Pent). kami tidak mendengar kecuali dari orang awam yang mana mereka berkata, ‘Abdulloh telah datang di Wadi dan singgah di tempat orang awam, sholat di masjid pengikut Abul Hasan dan yang lainnya, kemudian pergi tanpa diketahui seorangpun. Ini sebelum muncul fitnahnya. Adapun sekarang lebih pantas.
Hal kedua: Para pengikut Abul Hasan yang lainnya akan merestuinya dan terjadi kesepakan secara penuh diantara mereka. Karena para pengikut Abul Hasan dalam masalah ‘Abdurrohman terjadi perselisihan diantara mereka.
Hal Ketiga: Bertaubat kepada Alloh q dari fitnahnya dengan melakukan perbaikan dan penjelasan.
Dan Saya kira ini suatu yang sulit bagi orang yang telah terjerumus seperti ini. Semoga Alloh q menjadikan pelajaran baginya dan yang lainnya.
          
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu Maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Alloh memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)”. [QS. Asy-Syuro:30]
Ditulis oleh:
Abu Ishaq Asy Syabamy
Kota Tariim di Wadi Hadromaut
Ahad 26 Robi’ Tsani 1431 H.

(di terjemahkan oleh Abu Abdillah Adib Ibnu Ahmad Al Jawy).